Malam ini dia datang. Barusan saja. Tubuhnya kekar. Gagah. Terlihat tampan. Berkaki empat. Sorot matanya jauh ke depan, namun tetap bersahaja. Ia akan tinggal di rumah kami. Sekali saya menungganginya, dia masih liar.
Seisi rumah bilang saya harus sering-sering menungganginya. Ya, dia memang masih liar. Hmm.. atau saya yang belum memahaminya?
Ia berdiri terpaku di depan sana. Tanpa kerangkeng. Ia tak bawel, hanya masih belum tahu kalau saya majikannya. Kalau saya membuka jendela kamar, tepat terlihat bokongnya yang lebar itu.
Sesekali muncul pula rasa takut saya untuk menungganginya. Takut ia meloncat atau berlari terlalu kencang. Atau malah terluka. Ah, ini kan hanya masalah waktu dan terbiasa saja. Nanti juga saya bisa ketagihan menungganginya, dan dia tak akan tenang kalau saya tak duduk di atasnya.
Ah, siapa namanya? Tadinya mau saya beri namanya Brondy atau Boldy. Tapi terlalu kebarat-baratan. Diberi nama Blacky berarti menyalahi kodrat, karena warnanya tak hitam tapi abu-abu. Mungkin Estrella (baca: estreiya) artinya bintang dalam Bahasa Spanyol. Atau mungkin “Gris”? Artinya abu-abu (masih dalam bahasa Spanyol).
Ya, Gris! Namanya adalah Gris…
Besok saya mau menungganginya lagi. Tak usah jauh-jauh, keliling komplek saja. Tetangga masih melongo takjub dengan Gris. Dan mereka akan lebih menganga lebar lagi waktu tahu seorang perempuan yang menungganginya.
Sampai besok, Gris….
No Comments