Tiga Jejak Di Jejakubikel.com

Akhirnya, 3 cerita pendek (benar-benar pendek, hanya 111 kata!) saya dimuat di jejakubikel.com. Komentar yang saya dapat rata-rata positif. Tapi proses belajar tidak berhenti 🙂 Silakan klik link yang tersedia untuk melihat cerpen di web tersebut, lengkap dengan komentarnya.

 

AKU TAHU (juga dapat dibaca di sini)

Aku tahu arti namamu. Aku tahu siapa wanita yang ada dalam mimpi basahmu ketika SMP dulu. Aku tahu bahwa kau hanya jago mengecup, bukan ber-french kissing.

Aku tahu nama perempuan 48 tahun yang mengajakmu kencan saat kita kuliah dulu. Aku tahu bahwa kau pernah melakukan operasi kecil untuk menghilangkan kutil di punggungmu meski kau tak menceritakannya. Aku tahu kau selalu menyontek saat ujian mata pelajaran eksakta semasa sekolah dulu.

Aku tahu berapa banyak wanita yang telah menolak cintamu. Aku tahu kau phobia karet gelang dan kecoa. Aku tahu ukuran pakaian dalammu. Aku tahu kau paling malas menggunting kuku.

Aku tahu kau tak benar-benar mencintai dia. Kau mencintaiku, hanya saja tak mengatakannya.

 

WAKTU (BERHENTILAH MERENGEK KARENA RINDU) (juga dapat dibaca di sini)

Kita duduk di sisi ranjang. Di bawah lampu remang-remang. Kau membelakangiku.

“Aku merindukanmu malam ini. Aku mau memelukmu, mengecup ujung bibirmu.” katamu.

Kau pikir aku tak rindu? Aku mau merebahkan kepalaku di dadamu, lalu terlelap hingga pagi. Aku mau mendapati kau di sampingku saat matahari kian meninggi.

“Aku pikir cinta yang kuat akan mengalahkan segalanya.” Kau mulai hilang logika.

Jangan bodoh! Cinta kita memang kuat pada kenyataannya. Ini hanya masalah waktu.

“Apakah cinta tak bisa mengundur waktu barang sedetik? Baru kudapatkanmu, tapi waktu melenyapkan semua. Aku mau kau!”

Berhentilah merengek! Kau tahu, Tuhan bilang, esok kita bertemu―entah di surga, entah di neraka. Setidaknya rohku tenang, tak terusik oleh rengekan rindumu, Sayang.


KEPUTUSAN (juga dapat dibaca di sini)

Aku suka berada di sini―di dalam mobilmu. Dunia yang sebegitu luas menjadi sebegitu terbatas saat di sini. Cuma kau dan aku. Aku suka bau pewangi mobilmu. Bau kayu manis dan beberapa rempah lainnya. Aku suka dengan playlist iPod-mu yang didominasi lagu-lagu Kings of Convenience.

Aku suka menatap wajahmu dari samping, dengan brewok tipis di rahangmu. Aku suka bibirmu yang seksi dan hidungmu yang sempurna.

Kita tiba di Pejaten. Di tempat kesukaan kita. Aku mendekatkan tubuhku ke arahmu, berharap kau meresponnya dengan hangat. Tapi kau masih menatap lurus. Dingin.  Hei, bukankah kita sering berciuman di basement? Kau lupa, Sayang?

“Aku rasa kita harus menyudahi semuanya. Istri dan anakku membutuhkanku, Sayang….”

Maksudmu, putus?

No Comments

Leave a Reply