Rindu selalu punya jadwal. Ia datang pelan-pelan pada malam hari. Tepat ketika selembar selimut ditarik hingga sebatas dagu.
Ia tak pernah datang terlambat. Sekitar pukul 10 atau 11 malam, ia tiba. Sesekali ia datang lebih awal.
Sikapnya manis, lembut. Kau bisa menikmatinya. Tapi di lain waktu, ia bisa sangar dan nyaris membunuhmu.
Dan malam ini ia datang padaku. Sebab sejak pagi hingga petang tadi aku mengumpulkan imaji tentangmu. Malam ini ia sudah setoples penuh.
Rinduku datang perlahan. Mungkin ia akan mencekik leherku. Mungkin juga ia yang menenun mimpiku. Entah.
Dear Septaaa,, 😀
cuma mau bilang, gw sukak, sukak banget sama post’ yg inih,, hehhe gara-gara gw pernah, eh ralat sering merasakan ini, samaaa banget kaya tulisan ini,, 😀
salam kenaaal 🙂
Hai Izna,
Salam kenal juga ya. Hihi makasih udah mampir dan suka blog ini. Ada blog juga gak? Sini sini gue mampir 😀