Kesenyapan

Mata saya masih membelalak. Secangkir teh hangat ini jadi teman bercerita. Barangkali kesenyapan punya hingar-bingar yang khas.

Saat-saat seperti ini selalu menyenangkan. Suara hatimu menjadi begitu lantang terdengar. Keluhanmu terbungkam. Kesenyapan berubah wujud jadi kabar baik.

Saat itulah saya bertanya: “Apa yang sudah saya lakukan hari ini? Bergunakah?” Tak ada jawaban, karena kesenyapan selalu bisu. Tapi, ah, saat ini ia berisik sekali!

Saya kembali menyeruput teh yang ternyata sudah dingin. Kesenyapan memperhatikan….

Sudah larut. Saya mengecup kesenyapan tepat di ujung keningnya. Malam-malam berikutnya, saya ingin mengulangi saat-saat ini lagi.

Karena kesenyapan punya romantisme tersendiri, antara kau dan hatimu….

No Comments

Leave a Reply