Mungkin

Malam ini aku mau lelap dalam pembaringan. Memelukmu dari belakang. Mencium punggungmu saat terlelap. Dengan cara ini biasanya mimpi kita bersatu. Kau mimpi A, aku mimpi B. Tapi kita bersatu dalam cinta yang menghasilkan mimpi C.

Sesungguhnya, aku kangen. Kangen sekali dengan wangi tubuhmu yang kuendus tiap kali duduk di belakang, dan kau di depan mengendalikan motor. Aku kangen bola mata hitammu dan matamu yang menjorok ke dalam. Menyimpan misteri, yang hanya kau sendiri yang tahu.

Mungkinkah kita bermimpi bersama malam ini? Mungkinkah ­– saat semua asa tinggal salam selamat tinggal?

Kau selalu memungkinkan segala kemungkinan. Semuanya membuatku percaya pada kemungkinan atas ketidakmungkinan. Tapi kali ini? Ah, masih mungkinkah? Kau terlalu jauh. Bahkan dalam mimpi pun tak terjangkau. Hanya sesekali wangi tubuhmu mampir ke hidungku, lalu kusimpan rapat-rapat di paru-paru, bila perlu kunikmati lagi baunya.

*

Hei, kau! Ya.. kau. Apa kabar?

Kau yang tak pernah tahu soal perasaan. Soal penantian. Soal betapa rindu itu makin menggerogoti hidupku. Aku punya rindu, aku punya cinta. Aku pun punya kekasih. Tapi apakah segenap rindu dan cinta itu untuk dia? Tidak juga. Masih kusisihkan bagian terkhusus buatmu.

Kalau aku rindu, maka kujilati bagian terkhusus itu. Dahagaku akan kau pun seketika lenyap. Dia tak tahu, dan memang sebaiknya tak pernah tahu. Ini rahasia, ini misteri yang kusembunyikan di balik lekuk mataku yang dalam.

Tahukah kau soal ini? Mungkin kau tahu, tapi pura-pura tak tahu. Tak usah banyak bicara, bukankah ini rahasia antara kita berdua? Rahasia yang tak perlu kata untuk menjelaskannya. Karena cinta punya bahasa sendiri untuk menjelaskan semuanya padamu, padaku.

Aku sudah bilang, semuanya mungkin. Tapi kau tak mau dengar. Kau dan aku mungkin saja bersama. Mungkin berpelukan dan mengecup ujung kening seperti dulu. Mungkin memasak telur dadar berdua. Mungkin saling merajut mimpi yang berakhir pada cinta.

Ah, mungkinkah aku terlalu lama bicara soal kemungkinan yang sebenarnya tidak mungkin?

4 Comments

  • utho77 August 17, 2010 at 2:44 am

    di dunia ini tidak ada yg tak mungkin… tetep semangat yaa…

    Reply
  • Septa Mellina August 17, 2010 at 4:14 am

    hahaha.. terima kasih, ini hanya karangan fiksi soal cinta yg kelamaan nunggu πŸ™‚

    Reply
  • Edutria August 18, 2010 at 9:48 am

    keren… that's so real.satu-satunya hal yg pasti dalam hidup ini adalah ketidakpastian itu sendiri. sama seperti kemungkinan-kemungkinan yang terus ada. kita menyebutnya kesempatan..and then, there's nothing impossible in this world.kesempatan, kemungkinan, ketidakpastian ada karena Tuhan ingin kita terus mencoba selagi kita mampu dan bisa. *beneran jadi inget yang udh lewat*

    Reply
  • Septa Mellina August 18, 2010 at 3:26 pm

    huahh..seperti biasa, Edu selalu punya cara pandang yg filosofis. Hebat!! Saya malah gak kepikiran ampe segitunya. Iya, sebenarnya ini adalah kisah nyata. Sebut saja, curhat antara 2 pribadi. Wanita yang lelah selalu disuguhi kemungkinan utk bersama lagi. Dan pria yang terus berikan harapan kemungkinan, meski sebenarnya Si Pria sudah punya pasangan yg lain. Ide dasarnya seperti itu :)Makasih ya udah berkunjung dan ninggalin komen πŸ™‚

    Reply

Leave a Reply