Puisi ini tentang segala pikiran dan omongan orang yang begitu bising, membuat lupa tentang keindahan kecil dalam hidup. Ditulis di awal musim semi 2019.
This is a poem about a man who looks like a poem; who sounds like a soft-spoken rhyme to your longing soul.
Malam ini, aku mau menulismu. Mungkin tentang lekuk matamu yang dibingkai alis yang tak terlalu pejal. Mungkin juga soal hidungmu yang sempurna. Atau bagaimana kau
Sama seperti hari-hari sebelumnya, aku merindumu. Rindu ini nyaris tumpah, kepenuhan. Jika dulu ia datang malam-malam, kini ia datang lebih awal. Lebih sering. Lebih menyiksa.
View More