Rindu selalu punya jadwal. Ia datang pelan-pelan pada malam hari. Tepat ketika selembar selimut ditarik hingga sebatas dagu. Ia tak pernah datang terlambat. Sekitar pukul
Saya Malam.. Saya mencintai Siang. Kami tak pernah bertemu. Tak pernah bercerita. Tak pernah bertatap muka. Tapi saya mencintainya. Dia pun demikian. Saya Malam.. Saya
Aku mencintaimu. Sama seperti dulu, saat pertama kali bertemu, bertahun silam. Dengan porsi perasaan yang sama. Tak kurang, tak lebih. Tepat pada porsi yang demikian.
Tadi pagi, waktu matamu penuh embun, kukecup kedua kelopaknya. Kau tak bergerak, hanya sedikit bersuara manja. Inilah saat-saat yang paling kusuka. Tanganmu terjuntai ke atas.
Aku ingin memelukmu malam ini, dengan sisa cinta yang masih tertinggal di piring tipis itu Aku ingin memelukmu malam ini, meski cinta itu tinggal remah-remah
Sayang, jangan bersedih kalau orang bilang kau gendut. Jangan pula khawatir dengan jerawat yang muncul bertubi-tubi di wajahmu. Aku tak peduli! Karena yang aku mau