Mati Konyol

Sekarang kangenku sudah sebatas dagu. Aku bersiap tercekik. Mati–mati konyol.

Nyawaku 1. Jiwaku 1. Jika kumati, maka semuanya enyah.

Tinggal rohku yang menggelayut dalam malammu.

Memohon kecupan kilat di ujung bibir.

Bertemu dengamu bukanlah sebuah rutinitas.

Bertemu denganmu adalah sebuah kebutuhan.

Sekarang kangenku sudah sebatas dagu. Napasku tersengal.

Aku kangen. Sungguh. Pernahkah aku membohongimu?

4 Comments

  • Yuliansyah Agung November 14, 2010 at 3:42 pm

    simpel, tapi ngena bgt di gue :'(

    Reply
  • Yuliansyah Agung November 14, 2010 at 3:45 pm

    simpel, tp kok ngena bgt di gue yaa :'(

    Reply
  • Septa Mellina November 15, 2010 at 3:18 am

    maklum gung, gue bikinnya juga pas kangen banget (sama lo?) 😛

    Reply
  • Yuliansyah Agung November 21, 2010 at 6:11 am

    hahahahahahaha… *blushing madly, jump over the bridge.. jiahh lebay.. :p

    Reply

Leave a Reply