Mati Konyol
Sekarang kangenku sudah sebatas dagu. Aku bersiap tercekik. Mati–mati konyol. Nyawaku 1. Jiwaku 1. Jika kumati, maka semuanya enyah. Tinggal rohku yang menggelayut dalam malammu. Memohon kecupan kilat di ujung bibir. Bertemu dengamu bukanlah sebuah rutinitas. Bertemu denganmu adalah sebuah kebutuhan. Sekarang kangenku sudah sebatas dagu. Napasku tersengal. Aku kangen. Sungguh. Pernahkah aku membohongimu?