Biarkan Mereka Berkata Semau Mulutnya. Jangan Diaminkan. Sebab Ini Perihal Hati.*

prose_biarkan mereka berkata_featured image

 

Sayangku, berhentilah menangis malam ini. Tangismu adalah kegagalanku. Sebab lelakimu ini nyatanya tak cukup pandai untuk menjaga telingamu dari pelbagai omongan tajam.

Sayangku…

Jika kata orang kita adalah manusia terkurung, tak merdeka, sengsara. Maka, biarkan mereka berkata semau mulutnya. Jangan diaminkan. Sebab kemerdekaan adalah perihal hati. Meski semua manusia memilikinya, tapi setiap kita punya pemahaman yang berbeda soal hati.

Pun kalau sekali waktu kata orang kita penakut, pengecut, tak punya nyali. Biarkanlah mereka berkata semau mulutnya. Jangan diaminkan. Sebab keberanian adalah perihal hati. Meski semua manusia memilikinya, tapi setiap kita punya pemahaman yang berbeda soal hati.

Sayangku, berhentilah menangis. Sebab tangismu adalah cermin ketololanku sebagai laki-laki.

Sayangku, mau sampai kapan kita hidup dengan kata orang? Soal perasaan, mimpi, serta pelbagai ketakutan di dalamnya biarlah kita saja yang tahu.

Biarlah kita yang mengecapnya, betapapun manis dan pahit rasanya. Biarlah kita yang mati-matian menemukan jawabnya sampai kita mati sungguhan.

*: Terinspirasi dari cerpen Pengantin Baru yang saya tulis September 2014.

No Comments

Leave a Reply