Setiap kali ada suara kendaraan, si Pangeran Kecil akan keluar dari kediamannya. Badannya kecil. Kulitnya putih. Pipinya seolah penuh dengan daging. Seringkali ia mengenakan kaos
Selamat pagi. Tepat pukul 2 dini hari pada 10 Juli 2010 saya menulis posting ini. Mata saya masih enggan tertutup. Lagipula posting terakhir dibuat 3
Cinta di Kolong Langit Kulukis wajahmu pada semburat sore. Jangan kau intip, baru kelar sedikit. Begitu selesai, akan kusemat kembang kecil itu di sela-sela telingamu.
Ketika lubang hidungmu mencium bau tanah dan daun yang basah setelah hujan. Ketika indera pendengaranmu menangkap omelan tetangga sebelah kepada anak bungsunya. Atau mungkin saat
Malam ini dia datang. Barusan saja. Tubuhnya kekar. Gagah. Terlihat tampan. Berkaki empat. Sorot matanya jauh ke depan, namun tetap bersahaja. Ia akan tinggal di
“Yak! Cepat saja interviewnya. Namamu, Nak?” “Septa, Pak.” “Hehhh.. Nama asli. Kau pikir ini kenalan di dunia maya?!” “Memang Septa, Pak. Apa menurut Bapak ini
Aku ingin memelukmu malam ini, dengan sisa cinta yang masih tertinggal di piring tipis itu Aku ingin memelukmu malam ini, meski cinta itu tinggal remah-remah